Wednesday, May 21, 2014

Penderitaan Non Fisik Berlanjut Penderitaan Fisik Yang Memilukan


Segala puji bagi hanya bagi ALLOH, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut beliau, salam untuk seluruh Nabi dan Rasul-Nya.
ALLOH SWT telah memberi nikmat yang luar biasa kepada manusia, yaitu diciptakan dari tanah dan dilengkapi dengan indra-indra yang kemudian ALLOH  menetapkan semua itu untuk melihat keagungan ALLOH, beribadah kepada ALLOH dan taat tunduk patuh kepada ALLOH sebagaimana firman-Nya

وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾

Dan ALLOH mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. 16:78)

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً ﴿٢﴾

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. 76:2)
Tugas manusia di dunia adalah untuk melihat keagungan ALLOH,  rajin bersyukur dan memuji kepada ALLOH, dan selalu membersihkan diri dari dosa dan selalu bertasbih tunduk patuh kepada ALLOH.  Dan aktifitas tersebut termaktub dalam ungkapan beribadah kepada ALLOH.
Bila manusia sudah lupa diri dan lupa daratan, maka apa yang  bakal terjadi di dalam kehidupan adalah  siksaan siksaan atau kesengsaraan-kesengsaraan, agar manusia kembali   tekun kepada jalan hidup beribadah kepada-Nya. Dan bila manusia tetap tidak mau sadar maka Siksa ALLOH adalah sangat keras.

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ ﴿١٠٢﴾

Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (QS. 11:102)

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾

Dan (ingatlah juga), takala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14:7)

1) Siksaan Non Fisik akibat Ulah manusia sendiri
Segala puji bagi hanya bagi ALLOH, di dalam Al-Qur’an ALLOH telah memberikan uraian yang sangat jelas, tegas dan sangat menyentuh hati. Bagaimana Orang-orang dahulu yang pernah mendapat kitab ALLOH, yang kemudian mereka ingkar kepada ALLOH SWT, yaitu mereka mendapat kutukan. Sebagaimana firman-Nya

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ ﴿٦٥﴾

Dan sesungguhnya telah Kami ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka:”Jadilah kamu kera yang hina”. (QS. 2:65)

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ ﴿٦٠﴾

Katakanlah:”Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik ) itu disisi ALLOH, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai ALLOH, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi (dan orang yang) menyembah Taghut”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. 5:60)

فَلَمَّا عَتَوْاْ عَن مَّا نُهُواْ عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ ﴿١٦٦﴾

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya:”Jadilah kamu kera yang hina”. (QS. 7:166)

Umat beragama yang mengabaikan tuntunan agamanya dan mereka mengingkari ketaatan kepada ALLOH, dan mereka ingkar dengan keingkaran yang nyata, maka berlaku hukum sunatulloh, yaitu mereka akan mendapat kutukan ALLOH.
Sebagaian Ahli tafsir ada yang menyampaikan bahwa mereka benar-benar secara fisik berubah menjadi kera dan babi sungguhan, dan kemudian hidup sebentar dan kemudian mati. Namun ada pula yang menyampaikan bahwa mereka memiliki kejiwaan seperti kera dan seperti babi.
Segala puji Bagi ALLOH, orang-orang beriman, yang masih memiliki iman, maka segala hidupnya dituntun dengan keimanannya, baik saat  berpikir, berperasaan, melihat, mendengar maupun saat berkata-kata. Sehingga dapat kita lihat bahwa orang-orang beriman adalah orang yang tidak pernah berbuat merugikan dirinya, merugikan orang lain atau merusak lingkungannya. Karena setiap pelanggaran akan berbuah dosa, dan dosa akan berbuah siksa. Apakah siksa di dunia dan di akherat.
Sebaliknya orang yang telah melanggar larangan ALLOH, iman akan tercabut, dan secara sederhana orang yang telah kehilangan iman, seluruh aqal, hati dan indranya tidak lagi dituntun dengan iman. Maka ALLOH mengumpamakan mereka seperti kera yang hina atau seperti babi.
Diantara penjelasan orang berilmu sifat-sifat nyata binatang kera, adalah selalu tampil mencari  perhatian, dan suka jahil kepada kera yang lain. Demikian pula sifat babi adalah tidak punya malu dan memakan makanan yang kotor-kotor. Bila manusia sudah kehilangan iman, maka segala perbuatannya sudah keluar dari  jalan iman dan  amal sholih dan keikhlasan, yang ada adalah hati yang terkandung diantaranya sifat-sifat jahat antara lain  mudah geram, kejam, bengis, sombong, emosi tinggi, ingin menguasai, demdam, iri, gelora bertikai, gelora memuaskan nafsu syahwat dan nafsu syaiton, dan setumpuk sifat-sifat jahat yang semuanya sangat dimurkai ALLOH SWT.

2. Siksaan  Fisik Akibat Ulah Manusia sendiri
Bila manusia telah keluar dari jalan ibadah, jalan iman dan amal sholih, dan manusia telah memasuki jalan-jalan terkutuk, maka yang paling segera menjadi korban adalah diri-diri manusia itu sendiri. ALLOH menggambarkan dalam sebuah firman-Nya

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ ﴿٦٥﴾

Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu kepada keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya). (QS. 6:65)
Manusia-manusia yang keluar dari fitrahnya,  yang akan segera nampak adalah sifat rakus dan sikap melampaui batas. Keadaan ini baik secara fisik maupun non fisik penyebabnya adalah manusia itu sendiri

مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللّهِ شَهِيداً ﴿٧٩﴾

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari ALLOH, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah ALLOH menjadi saksi. (QS. 4:79)
Akibat manusia meninggalkan iman dan amal sholih, maka manusia menjadi rakus, pendendam dan suka bertikai. Demikian pula kejadian kejadian kerusakan iklim di saat ini juga akibat kesalahan manusia.
Manusia telah menggunduli hijaun bumi, dan manusia telah menggunakan energi yang menjadikan atsmosfer menjadi  lebih panas. Sehingga daya serap atsmosfer terhadap uap air laut menjadi semakin meninggi. Maka bila terjadi hujan walaupun sesaat namun memiliki debit yang sangat mengejutkan. Banjir-banjir bandang yang semakin menjadi-jadi juga akibat ulah manusia itu sendiri. Cuaca Ekstrim menunjukkan pola baru ketidak stabilan penyebaran panas yang berlebih di muka bumi.
Sudah bertumpuk-tumpuk kerugian-kerugian manusia, membangun fisik dan merapikan fisik bertahun-tahun, berantakan oleh bencana banjir dalam waktu beberapa hari saja. Berapa kerugian yang ditanggung oleh manusia oleh bencana tersebut adalah sangat besar. Belum lagi bila membangun itu adalah dengan jalan hutang. Sudah jatuh tertimpa tangga.
Dapat dianalisa bahwa Kesusahan, kesengsaraan dan kekacauan didalam kehidupan manusia, ternyata bila dicari sumbernya berawal dari diri manusia, dari jiwa manusia, dari hati manusia, dari jiwa-jiwa yang telah membuang iman dan jiwa-jiwa yang lebih menyenangi kenikmatan fisik.  Bahkan jiwa yang telah membuang iman dan menempuh jalan-jalan  kejahatan, maka dengan kejahatan itu maka berkenan ALLOH  menimpakan kesusahan kepada mereka. Sudah jatuh tertimpa tangga yang kedua.

3. Solusi, kembali kepada Jalan Iman dan  Amal Sholih
Segala puji bagi ALLOH, apakah manusia tetap saja akan terus melupakan ALLOH, maka kesusahan, kesengsaraan, kekacauan, kerugian akan semakin menjadi-jadi. Maka manusia haruslah segera merubah jiwanya masing-masing.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ ﴿١١﴾

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah ALLOH.Sesungguhnya ALLOH tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila ALLOH menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. 13:11)
Jiwa-jiwa manusia harus segera mau berubah.  Dari hidup melupakan ALLOH menuju hidup kembali beribadah kepada ALLOH. Dari hidup bersenang-senang memperturutkan hawa nafsu kepada hidup taat kepada ALLOH. Dari hidup melupakan agama kembali hidup mempelajari dan mentaati agama.
Dari hidup rakus dunia kepada hidup  menggapai bahagia dunia dan akherat. Dari hidup melampaui batas kepada hidup tunduk kepada aturan ALLOH. Dari hidup bersombong-sombong kepada hidup dengan menundukkan diri kepada ALLOH.  Dari hidup selalu melampaui batas kepada hidup menggunakan petunjuk ALLOH.
Segala puji bagi ALLOH, manusia harus segera berpaling dari tokoh-tokoh dan panutan yang mengajak memuaskan hawa nafsu kepada tokoh-tokoh dan panutan yang membimbing pada jalan iman dan amal sholih. Bila tidak demikian, maka kesusahan, kesengsaraan dan kekacauan akan semakin besar dan memuncak.  
Banyak ahli lingkungan mengatakan bahwa bumi hanya  satu dan harus dijaga kelestariannya beserta keseimbangannya. Bila manusia melampaoi batas, maka akibat buruknya akan kembali kepada manusia sendiri.    Wallohu a’lam

No comments: